KERIS LURUS atau LAJER menunjukkan sebuah harapan tekad manusia untuk kuat dan teguh dalam menjalankan kehidupan dalam upaya bersatu kembali dengan TUHAN atau sifat keberanian, kebenaran, konsentrasi.
KERIS LUK 3 atau JANGKUNG, manusia diharapkan jinangkung, jinampangan dening TUHAN, tetapi manusia harus memberi perlindungan atau sifat akal budi, perlawanan, inisiatip.
KERIS LUK 5 atau PANDAWA, berarti jangkep, manusia di lahirkan dengan lima panca indra yang harus di asah untuk mampu bersatu dengan TUHAN. Sifat dan karakternyapun di harapkan mencontoh sifat kelima ksatria pandawa yakni, Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Sifat-sifat harus di hayati bersamaan sebagai manusia yang utuh, atau sifat kesatria para pandawa, ketertiban, disiplin.
KERIS LUK 7 di harapkan manusia mendapatkan pitulungan dari TUHAN, lekuk tujuh juga bersifat sempana, kewaspadaan. Manusia diharapkan untuk eling lan waspada dalam hidup yang hanya sebentar atau sifat kesaktian, kegembiraan dalam hidup, perguruan, pengetahuan hidup.
KERIS LUK 9 atau dhapur jigja, sebuah simbol keperwiraan. Manusia hidup harus mempunyai jiwa perwira, mampu mengatasi segala kesulitan atau sifat ketuhanan, kepuasan hidup, pintu gerbang surga.
KERIS LUK 11 atau berdhapur SABUK INTEN, mengisyaratkan sabuk kehidupan manusia hanyalah belas kasih/welas asih, lantaran hidup manusia berkat belas kasih TUHAN atau harapan belas kasihan dari tuhan, Mandito/Pandita.
KERIS LUK 13 yang bermakna las lasaning urip, akhir kehidupan, mau kemana kalau tidak bersatu dengan TUHAN, atau las lasaning urip manungso, mencari kehidupan setelah mati.
itulah pakem sebuah keris maha karya nenek moyang kita yang disebut sebagai "MUSTIKANING MANEMBAH" dalam arti kepada TUHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar